Selasa, 01 September 2009

Road to Perdition I

Terkadang manusia harus melalui jalan yang berliku dan tanjakan yang tajam untuk sampai pada tujuan yang dikehendakinya. Tapi terkadang pula manusia tidak memerlukan usaha keras untuk mencapai keinginannya (sebuah kalimat yang mungkin terlampau sering terdengar). Tapi pernahkah terpikir bahwa apa yang kita capai, raih maupun kita jalani telah kita alami melalui mimpi yang hadir di suatu waktu tidur kita?


Ketika dulu aku meninggalkan Sulawesi di tahun 2001, aku merasa menyesal belum punya cukup waktu untuk mengenalnya lebih jauh. Hingga aku hanya bergumam dalam hati, semoga KAU beri aku kesempatan sekali lagi untuk lebih mengenalnya. Dan kemudian waktu berlalu sampai aku lupa akan gumamanku sendiri. Hingga datang sebuah mimpi ketika aku berada disisi lain dari kepulauan negaraku ini; mimpi tentang bermain dalam sebuah permainan masa kecil bersama dengan orang yang tidak aku kenal sama sekali. Mimpi yang hanya aku anggap sebagai bunga tidur belaka.


Dan tahun 2007, gumamanku mendapat jawaban-NYA. Aku kembali ke Sulawesi dengan tugas dan misi baru. Sampai beberapa waktu kemudian kusadari, siapa orang tak dikenal yang bermain denganku dalam sebuah permainan masa kecilku yang menghiasi mimpiku di suatu malam.


[ ditulis pada tanggal 6 April 2009 ]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar